Krupuk Tayamum, Kuliner Legendaris Bangilan

Mbah Seh, sedang menjemur krupuk buatannya

Krupuk, merupakan makanan gurih renyah yang seringkali menjadi pelengkap makan kita. Bagi beberapa orang, ada sesuatu yang kurang bila makan tanpa ditemani Krupuk. Olehnya banyak pengraji krupuk di Bangilan yang sangat beragam, baik dari segi rasa, bahan dasar, bentuk dan juga warna serta cara penggorengannya, dan salah satunya adalah kerupuk tayamum buatan mbak Seh yang ada di dusun Santren desa Banjarworo ini.

Menurut kang Ikhwan salah satu penggemar kerupuk ini, embel-embel tayamum pada nama kerupuk diambil dari cara menggorengnya yang tak menggunakan minyak. Maklum saja, saat digoreng, kerupuk tayamum hanya memanfaatkan pasir sebagai pengganti minyak goreng.

Krupuk Tayamum yang sedang di Jemur dan siap goreng

“Karena menggunakan pasir itulah, kerupuk ini dinamai kerupuk tayamum. Mungkin karena seperti orang yang sedang bertayamum saat tidak ada air saat berwudlu” ujar kang Ikwan.

Padahal, lanjut kang Ikwan, pasir yang digunakan untuk menggoreng kerupuk bukan pasir sembarangan. Pasir tersebut terpilih dan sudah dibersihkan terlebih dulu. Dengan demikian, pasir pun tak akan menempel pada kerupuk saat proses penggorengan.

Karena menggunakan pasir, kerupuk yang dihasilkan memiliki cita rasa tersendiri. Baunya lebih harum dan rasanya pun lebih gurih. Yang tak kalah penting, kerupuk tayamum ini bisa tahan lebih lama. Sebab tidak mudah tengik karena tak mengandung minyak. Selain itu juga tanpa kolesterol, jadi lebih sehat.

Sebenarnya tak ada yang istimewa dari kerupuk tayamum produksi mbak Seh ini, kecuali cara menggorengnya yang menggunakan pasir. Sebab dari segi bahan dan bumbu sama seperti bahan kerupuk pada umumnya. Menggunakan tepung kanji atau tepung singkong, bawang merah, bawang putih, garam, penyedap rasa dan pewarna makanan.

Krupuk yang sudah selesai di goreng dengan pasir

Krupuk mbah Seh ini hanya menggunakan dua warna, merah dan putih. Setelah dibentuk, kerupuk setengah jadi akan dijemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering. Setelah itu barulah disangrai dengan menggunakan pasir.

Biasanya satu plastik ukuran kecil krupuk ini dijual Rp 500, namun bisa dibeli juga secara kiloan. Penasaran ingin mencicipi? langsung saja ke tempat produksi kerpuk tayamum ini di dusun Santren, desa Banjarworo kecamatan Bangilan, bukan cuma mencicipi, tapi bisa melihat bagaimana menggoreng krupuk dengan pasir. (kin’s)

admin

Belajar Peduli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Bersama Sobat Bangilan, PLN Pasang Listrik Gratis Untuk Warga Kurang Mampu

Rab Des 30 , 2020
PT PLN (Persero) Rayon Jatirogo bersama Komunitas Sobat Bangilan, melakukan pemasangan listrik gratis dengan daya 450 VA terhadap warga kurang mampu di 4 Desa di Kecamatan Bangilan, kabupaten Tuban. 4 orang yang dapat bantuan pemasangan Listrik Gratis ini adalah Bapak Pandi desa Sidokumpul, Bapak Muger Desa Kedungmulyo, Bapak Arifin Desa […]