“Aku melangkah dengan kakiku sendiri, bukan berarti aku berjalan sendiri. Aku masih membutuhkan orang lain, seperti halnya jika aku melewati sungai yang panjang, aku tak akan mampu jika tanpa jembatan. Aku hidup masih membutuhkan orang lain. Begitulah manusia, bila semua kekuatan disatukan, pasti akan membuatmu lebih tangguh menghadapi rintangan. Bukan dirimu saja, tetapi semua manusia akan lebih kuat dan tangguh jika saling bersatu.…..”
Pada hari Jum’at, 09/09/2022 Sobat Bangilan kembali mengadakan kegiatan “Jum’at Silaturahmi, Belajar Peduli” yang ke 71. Kali ini Sobat Bangilan bersilaturami ke Tiga keluarga di dusun Gomang, desa Kedungmulyo, Kecamatan Bangilan. Mereka adalah mbah Munawar, mbah Sudadi, dan mbah Suraji.
Dusun Gomang ini terletak disebuah areal perbukitan dengan ketinggian 470 meter di atas permukaan laut yang dikelilingi hutan jati dan berbatasan langsung dengan Desa Lajolor, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Jika menempuh rute perjalanan dari Balai desa Kedungmulyo berjarak 5 km melalui desa Lajolor, Kecamatan Singgahan.
Dusun Gomang sendiri diikuti dua Desa, Gomang sebelah Barat ikut desa Kedungmulyo dan Gomang sebelah Timur ikut desa Lajolor Kecamatan Singgahan. Dusun Gomang wilayah desa Kedungmulyo mempunyai 41 kk, dan berdekatan dengan Pondok Pesantren Pondok Pesantren Walisongo yang diasuh oleh KH. Noer Nasroh Hadiningrat.

Pondok yang ada di Gomang ini berdiri sejak tanggal 26 Desember 1977 dan setiap tahunnya diperingati Hari Jadi Pondok Pesantren dan sudah memiliki Ribuan santri dari seluruh penjuru negri. Menurut Beberapa sesepuh, dusun Gomang pada Zaman dahulu adalah hamparan hutan yang sangat lebat dan jalannya pun terjal berbatu. Masyarakat sekitar menamakan GOMANG (Gone Mamang), dengan arti siapaun yang akan kesana akan mamang/ragu karena letaknya lumayan tinggi dan jatinya lebat. Tetapi ada yang berpendapat bahwa Gomang artinya Kanggo Mangan.
Silaturahmi ke Gomang mendapatkan pengalaman perjalanan yang seru, Jalan mulus yang naik turun yang cukup curam membuat adrenalin ikut naik turun, warganyapun sangat ramah menyambut kedatangan kami, ditambah pemandangan dengan view ketinggihan dan hutan jati, menjadikan perjalanan yang benar-benar berkesan.
Sobat Bangilan selalu menggunaan metode kegiatan mendatangi, menghampiri, door to door, BERSILATURAHMI ke semua keluarga yang akan didolani. Selain untuk bersilaurahmi kita juga ingin mendengar keluh kesah tentang keluarga yang kami dolani. Dan kegiatan ini selalu disambut dengan hangat oleh warga juga dulur-dulur Sobat Bangilan di dusun tersebut dan salah satu dari mereka akan menemani juga mengantarkan kami ke semua keluarga yang kami dolani hingga acara selesai.
Saat mereka kami dolani selalu menunjukkan wajah berseri – seri bahkan ada beberapa yang terisak haru, sehingga kami asyik bercerita tentang kehidupan dan banyak hal layaknya teman lama dan tak terasa waktu sudah hampir senja. Sementara kami harus terus berkeliling door to door untuk menghampiri dan bersilaturahmi ke keluarga yang lain.
Kondisi seperti inilah sebenarnya yg membuat kami ingin terus hadir untuk mereka, meskipun bingkisan dan oleh-oleh yang bisa kami berikan tidak seberapa, namun setidaknya kami bisa membantu untuk menguatkan semangat dan optimistis mereka salam menjalani takdir Tuhan. (adm)